Sekitar 4.800 bidan di Sulawesi Utara memiliki status pengangguran. Hal tersebut diungkapkan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).
Dr Asrum Tombili, Kepala Dinkes Provinsi Sultra, mengaku bahwa jumlah bidan yang menganggur ini sudah di luar dari bidan pegawai tidak tetap (PTT) yang mencapai 1.183 orang.
Menurut Asrum Tombili, tingginya angka pengangguran profesi bidan ini diakibatkan oleh kuota yang disiapkan pemerintah sangat sedikit untuk merekrut bidan menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Para bidan yang telah menempuh pendidikan menjadi kebingungan ketika lapangan pekerjaan sebagai PNS telah terpenuhi oleh pesaing yang lainnya.
Asrum mengungkapkan saat ini para lulusan bidan terlalu banyak dan sulit untuk diberikan lowongan pekerjaan. Hal tersebut ia ungkapkan saat ditemui di kantor Gubernur Sultra.
Sedangkan untuk bidan PTT, ujar Asrum, sebenarnya sudah terserap dalam program pendamping desa. Mereka sudah direkrut dalam program pemerintah. Secara total, jumlah bidan yang sudah diangkat menjadi PNS sekitar 2.000-an orang tersebar di seluruh rumah sakit di Sultra.
Asrum Tombili menambahkan, kuota PNS yang dibutuhkan tidak cukup untuk menampung keluaran alumni bidan di sembilan perguruan tinggi negeri maupun swasta di Sulawesi Utara. Setidaknya setiap tahun sembilan perguruan tinggi memproduksi bidan sebanyak 1.200 orang.
Menurut Asrum, membludaknya bidan pengangguran ini, harusnya menjadi perhatian serius dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Diknas) Provinsi Sultra. Sebab diknas yang telah mengeluarkan izin untuk kuota mahasiswa setiap tahunnya.
"Harusnya dibatasi. Ini tanggung jawab diknas, mengenai hal ini silahkan tanya ke mereka (diknas) yang berikan izin,"
Asrum mengungkapkan bahwa yang paling banyak meluluskan bidan setiap tahunnya adalah perguruan tinggi swasta. Untuk perguruan tinggi negeri sebenarnya telah dibatasi langsung melalui instruksi Menteri Kesehatan.
"Di Sultra kan hanya poltekes (politeknik kesehatan). Perguruan tinggi ini biasanya dibatasi hanya 80 orang pertahunnya. Selebihnya adalah swasta," sebutnya.
Rencana pemerintah pada tahun 2017, menurut Asrum nantinya seluruh rumah sakit dan puskesmas akan menempatkan minimal lima bidan dan lima perawat.
"Semoga ini bisa mengurangi pengangguran,"
Meski begitu, tingginya angka pengangguran bidan di Sultra tidak terlepas dari pandangan seseorang yang hanya ingin bekerja di kota. Selain itu, kemampuan pengetahuan bidan untuk bekerja di rumah sakit swasta masih diragukan kompentensinya. Padahal, rumah sakit swasta bersalin sebenarnya sudah banyak di Sultra.
"Banyak rumah sakit swasta di sini, kok masih banyak yang menganggur. Ada juga yang hanya mau kerja di kota, di desa mereka tidak mau,"
Semua berita yang ada di website anda sangat menarik perhatian untuk di simak, salam sehat. . . !! Semoga beritanya dapat bermanfaat! share ya gan, thanks nih!!
ReplyDeletesaran.
ReplyDeleteSulut = Sulawesi Utara
Sultra = Sulawesi Tenggara
Itu yg terdata, yg masih semester awal tahun ini belum termasuk. Jadi mohon kebijaksanaan untuk ditutupnya semua universitas diseluruh indonesia baik pts/ptn seperti awal mula sejarah kenapa adanya seorang bidan dinegeri tercinta kita ini indonesia raya yg hanya berkembang dari dulu, belum ada kemajuan
ReplyDelete