Semakin bertambahnya tahun, sepertinya masalah pengangguran di Indonesia tetap saja belum ada yang dapat mengatasi. Pergantian pemerintahan dari era SBY ke Jokowi pun sepertinya tidak memberikan dampak yang positif terhadap masalah pengangguran.
Kemudian akibatnya semakin banyak juga yang mulai pesimis akan pendidikan di perguruan tinggi.
"Buat apa kuliah kalau tetap saja harus susah cari kerja?"
Pernyataan tersebut sebenarnya tidaklah benar dan justru cenderung sebagai orang yang berpikiran sempit. Kuliah seharusnya tidak selalu harus identik dengan mencari kerja, kerja, dan kerja. Apa yang kita dapatkan semasa kuliah lah yang seharusnya menjadi nilai yang paling berharga setelah kita mengenyam pendidikan di bangku kuliah. Apa itu? Wawasan, relasi atau pertemanan, dan juga pola pikir.
Namun mungkin memang jika yang orientasinya adalah kuliah untuk dapat kerja, maka sebenarnya hal tersebut ada benarnya juga. Karena dengan menjadi sarjana, tentu saja akan membuka peluang seseorang untuk dapat melamar pekerjaan pada bidang yang sesuai dengan gelar yang didapatkannya. Terlepas dari susah atau tidaknya mendapatkan pekerjaannya, tentu saja hal ini sudah menjadi keunggulan atau nilai plus seorang lulusan sarjana dibandingkan dengan yang bukan dalam kaitannya dengan pencarian kerja.
"Sarjana Kedokteran bisa menjadi dokter, yang tidak sarjana tidak bisa menjadi dokter"
"Sarjana Hukum berpeluang menjadi Hakim, yang tidak sarjana tidak bisa menjadi hakim"
dan seterusnya, dan seterusnya ......
Dan yang terakhir,
"Yang sarjana saja susah cari kerja, apalagi yang tidak sarjana"
0 comments:
Post a Comment