Bekerja di Singapura yang memiliki pendapatan per kapita melebihi Amerika Serikat dan Jerman tentu menggiurkan. Namun, potensi meraup uang di negeri tetangga itu tak selalu berbanding lurus dengan kenyamanan dalam bekerja.
Survei yang dilakukan oleh Randstad Group menunjukkan bahwa pekerja Singapura merupakan pekerja yang paling tidak bahagia se-Asia.
Sekitar 23 persen pekerja di Singapura merasa tidak bahagia disana. Mengapa pekerja Singapura tidak bahagia? Hal tersebut tidak lain karena mereka merasa skill yang mereka miliki tidak dapat digunakan secara efektif.
Bahkan 64 persen pekerja lainnya ingin segera berhenti dari pekerjaan yang sedang mereka jalani sekarang.
Alasan lain yang membuat para pekerja Singapura tida bahagia adalah karena beberapa hal ini, yakni kultur perusahaan yang tidak cocok, permintaan bos dan order yang terlalu banyak.
Berdasarkan hasil survei, para pekerja Singapura menginginkan work life balance yang lebih baik.
Padahal meskipun 59 persen dari seluruh penduduk Singapura terus mengalami kenaikan gaji. Namun mereka merasa belum cukup karena persaingan dengan pekerja asing semakin ketat.
Pemerintah Singapura sebenarnya telah melakukan berbagai hal agar dapat meningkatkan kebahagian pekerja di negara Singa tersebut. Misalnya dengan menaikkan gaji minimum bagi orang asing yang hingga mencapai US$ 3300 per bulan, dan menyarankan para pencari kerja mengiklankan lowongannya untuk pekerja Singapura terlebih dahulu selama 2 minggu sebelum mengiklankan lowongan tersebut kepada pekerja asing.
Sementara di India justru sebaliknya. Berdasarkan hasil survei, pekerja di India merupakan pekerja yang paling bahagia di Asia, bahkan 70 persen diantaranya merasa tertantang dengan pekerjaan, termotivasi, dan merasa dibimbing dalam pekerjaannya.
0 comments:
Post a Comment