Monday, 25 July 2016

Filled Under:

Prospek Kerja Sarjana Ilmu Politik

Meski merupakan sebuah ilmu yang berdikari, keberadaan Ilmu Politik masih kalah populer dibanding Ilmu Komunikasi. Padahal Ilmu Politik itu penting sekali, sampai-sampai di Indonesia dikenal Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP/ FISIPOL). Memang masih banyak yang memandang rendah jurusan Ilmu Politik, alasannya biasanya semena-mena, misalnya: susah cari kerja, ujung-ujungnya masuk parpol, padahal masuk parpol lulusan SD aja bisa.



Gelar Sarjana Ilmu Politik (S.IP) itu banyak disandang orang, yakni dari 3 jurusan yang masuk dalam Fakultas llmu Sosial dan Ilmu Politik, yaitu jurusan:
  1. Ilmu Politik (gelar kesarjanaannya S.IP)
  2. Administrasi Negara (gelar kesarjanaannya S.IP)
  3. Hubungan Internasional (gelar kesarjanaannya S.IP)
Lihatlah, dari ketiga jurusan dengan nama-nama berbeda itu, mengapa memiliki gelar yang sama? Sarjana Ilmu Politik? Ini tentu saja merupakan sebuah bukti konkrit bahwa Ilmu Politik itu memang pantas disebut sebagai disiplin ilmu yang memiliki pakem atau metodologi ilmiah. Ilmu Politik itu layak dipelajari dan memang berguna. Dan secara awam saja, sebenarnya dapat dikata bahwa POLITIK juga adalah sebuah masalah sehari-hari dari kehidupan manusia.

Secara ontologis dan epistemologis, Ilmu Politik memang sah disebut mempunyai kedudukan. Kini tinggal bagaimana aspek aksiologisnya, dalam arti terkait manfaatnya secara teoritis, atau praktis terutama. Terkait sebenarnya bagaimana prospek kerja sarjana Ilmu Politik? Pekerjaan macam apa yang mungkin didapat oleh mereka yang lulus kuliah jurusan Ilmu Politik? Berikut adalah pemaparannya:

  1. Aktivis Cendekiawan Partai Politik (Orang masuk parpol tidak mesti untuk menjadi kader pemilu. Orang masuk parpol bisa untuk menjadi sekadar aktivis secara struktural maupun ideologi. Sarjana Ilmu Politik, dengan bekal ilmunya akan mampu untuk menjadi aktivis cendekiawan, seorang aktivis yang berbobot. Misalnya ketika ia membicarakan komunisme Indonesia, dalam benaknya tidak hanya ada pengetahuan soal tragedi 1965, namun juga ada pengetahuan mengenai asal-usul Komunisme itu sendiri, misalnya dari tradisi Marxisme ataupun Leninisme. Seorang Cendekia masuk parpol bukan untuk mendapatkan jabatan publik saja melalui pemilu, namun juga untuk menggoreskan sebuah wacana pemikiran. Contoh seorang aktivis Cendekiawan Partai Politik adalah Gus Dur, Amien Rais)
  2. Peneliti di Bidang Politik (Banyak orang masih menatap remeh profesi peneliti. Padahal peneliti adalah ujung tombak dari segala proyek. Sarjana Ilmu Politik berpotensi menjadi peneliti di bidang politik yang handal karena selama kuliah sudah diajari tentang metode penelitian secara bertahap. Nalar kritisnya pun terbangun karena banyaknya teori dan praktek yang sudah didapat. Menjadi seorang peneliti di bidang politik itu sangat bergengsi, terutama dalam penelitian-penelitian kuantitatif soal pemilu, bayarannya bisa sangat mahal, milyaran.
  3. Menjadi Seorang Penggagas Gerakan Civil Society (gerakan Civil Society disebut pula sebagai gerakan masyarakat sipil, lebih mudahnya masyarakat umum mengenalnya sebagai LSM atau NGO. Gerakan Civil Society menjadi topik wajib bagi para mahasiswa di lingkup fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, namun dapat dikatakan bahwa mahasiswa yang paling jago dalam advokasi gerakan Civil Society tentu saja mahasiswa Ilmu Politik. Oleh sebab itu, sarjana Ilmu Politik sangat berpotensi menjadi penggagas gerakan Civil Society. Bidangnya tentu saja bebas, sangat luas. Ilmu Politiknya akan dipakai saat LSM atau NGO binaannya mulai melakukan interaksi dengan berbagai pihak (ketika mulai terjalin relasi kekuasaan)).
Begitulah beberapa prospek kerja Sarjana Ilmu Politik. Bila anda sekarang sedang menempuh jurusan Ilmu Politik, janganlah risau. Ilmu Politik itu tidak sekadar bicara soal lembaga, kini Ilmu Politik sangat luas. Dan lulusan sarjana Ilmu Politik bisa menjadi apa saja, asalkan itu berkecimpung dalam sebuah lahan kerja penuh konflik dan retorika.

0 comments:

Post a Comment