Belum lama kemarin santer berita tentang MEA, yaitu: Masyarakat Ekonomi ASEAN, suatu kondisi di mana negara-negara di kawasan ASEAN sepakat untuk kerjasama membangun ekonomi regional, untuk membentuk sebuah hegemoni tandingan bagi merebaknya kekuasaan China, Amerika Serikat, maupun Uni Eropa. Kondisi MEA ini akan mengubah besar-besaran kondisi lapangan pekerjaan di negara-negara anggota ASEAN, tak terkecuali Indonesia. Kondisi tersebut antara lain: munculnya transfer tenaga kerja dari satu negara ke negara lain, dan masing-masing negara tidak boleh melakukan proteksi, sebagaimana mekanisme perdagangan bebas.
Bayangkan bila Indonesia kedatangan para pekerja dari Filipina? Thailand? Kamboja? Laos? Dan lain-lain di saat lapangan kerja di Indonesia sendiri bahkan sedikit? Mau dikemanakan para pencari kerja asal Indonesia? Apalagi transfer tenaga kerja ini bukanlah tenaga biasa saja sekelas TKI-TKW rumahan atau pabrikan. Transfer ini adalah transfer tenaga terdidik, para sarjana dari luar negeri akan membludak di Indonesia. Di saat orang Indonesia sendiri sedikit yang sarjana.
Terlepas dari kondisi yang gawat demikian. Sebaiknya tidak perlu terlalu tenggelam dalam kubangan kepanikan. Jika MEA memang hadir, ya harusnya diterima saja. Mau bagaimana lagi? Ini adalah skenario ekonomi-politik ASEAN. Kita masyarakat awam tidak bisa berbuat apa-apa.
Kondisi MEA yang sedemikian bebas dan kompetitif soal kualifikasi membuat ranah perkuliahan di Indonesia pun mulai diperbincangkan. Untuk hadapi MEA, cocoknya kuliah jurusan apa? Apa benar kuliah di jurusan ilmu murni akan susah cari kerja?
Sebelum pertanyaan tersebut dijawab, kita perlu luruskan dulu definisi Ilmu Murni adalah sebuah ilmu yang tidak memiliki atau sedikit memiliki praktek (terapan), kajiannya sangat teoritis. Contoh jurusan kuliah yang tergolong ilmu murni adalah:
Bayangkan bila Indonesia kedatangan para pekerja dari Filipina? Thailand? Kamboja? Laos? Dan lain-lain di saat lapangan kerja di Indonesia sendiri bahkan sedikit? Mau dikemanakan para pencari kerja asal Indonesia? Apalagi transfer tenaga kerja ini bukanlah tenaga biasa saja sekelas TKI-TKW rumahan atau pabrikan. Transfer ini adalah transfer tenaga terdidik, para sarjana dari luar negeri akan membludak di Indonesia. Di saat orang Indonesia sendiri sedikit yang sarjana.
Terlepas dari kondisi yang gawat demikian. Sebaiknya tidak perlu terlalu tenggelam dalam kubangan kepanikan. Jika MEA memang hadir, ya harusnya diterima saja. Mau bagaimana lagi? Ini adalah skenario ekonomi-politik ASEAN. Kita masyarakat awam tidak bisa berbuat apa-apa.
Kondisi MEA yang sedemikian bebas dan kompetitif soal kualifikasi membuat ranah perkuliahan di Indonesia pun mulai diperbincangkan. Untuk hadapi MEA, cocoknya kuliah jurusan apa? Apa benar kuliah di jurusan ilmu murni akan susah cari kerja?
Sebelum pertanyaan tersebut dijawab, kita perlu luruskan dulu definisi Ilmu Murni adalah sebuah ilmu yang tidak memiliki atau sedikit memiliki praktek (terapan), kajiannya sangat teoritis. Contoh jurusan kuliah yang tergolong ilmu murni adalah:
- Jurusan Matematika
- Jurusan Fisika
- Jurusan Sosiologi
- Jurusan Geografi
- Jurusan Teknik Informatika
- Jurusan Teknik Sipil
- Jurusan Kedokteran
- Jurusan Administrasi Niaga
0 comments:
Post a Comment