Wednesday, 12 October 2016

Filled Under: ,

Contoh Analisis 4P (Price, Place, Product, Promotion) Gedung Teater [BAGIAN PERTAMA]

Istilah Teater secara etimologis berasal dari bahasa Yunani, yaitu Theatron, yang artinya tempat untuk menonton. Di Teater, masyarakat dapat menonton berbagai jenis seni pertunjukan, seperti pementasan drama, pagelaran wayang, dan berbagai bentuk lakon (seni sandiwara) lain, bahkan akrobatik dan sulap juga bisa dipertontonkan di Teater. Selain itu, Teater juga menyangkut segala sesuatu yang berada di belakang layar (back stage), seperti manajemen aktor dan aktris, penataan artistik, dan mengenai tata panggung.

Jadi sebenarnya istilah Teater ini sangat luas maknanya. Di sini, usaha Teater yang akan saya kembangkan mengacu pada suatu pembangunan tempat untuk menonton atau gedung pementasan sandiwara, sekaligus juga membangun manajemen aktor dan aktrisnya, jadi saya akan membangun kelompok, komunitas, atau paguyuban teatrikalnya juga. Namun tidak menutup kemungkinan kelompok lain untuk perform di Teater (gedung sandiwara) ini.




Teater yang mengacu pada gedung pementasan sandiwara di Indonesia belum banyak berdiri. Padahal kelompok teatrikal di Indonesia sudah banyak. Kelompok ini kerap kesulitan mencari panggung atau gedung pementasan karena biaya sewa mahal. Kelangkaan gedung pementasan sandiwara di Indonesia juga memicu tumbuh-kembangnya stigma di masyarakat bahwa teater itu hiburan untuk para ahli atau profesional, seperti kalangan seniman belaka, contohnya teater di Komunitas Salihara, tampak sekali bahwa teater ini sangat elit dan kurang mendapatkan respon dari masyarakat umum, dalam arti masyarakat yang tidak berada di lingkaran seniman.

Teater sulit diakses oleh rakyat jelata yang awam, padahal tujuan dari pertunjukan teatrikal, salah satunya adalah menyebarkan nilai-nilai kerakyatan atau kemanusiaan, seperti gotong-royong, partisipasi politik, ataupun kritik terhadap kesenjangan sosial. Sudah saatnya Teater sebagai suatu tempat pertunjukan mengalami proses revaluasi nilai. Boleh Teater dikomersilkan, namun jangan sampai menghalangi laju kreativitas para kelompok teatrikal karena sangat mahal biaya sewanya, berilah mereka saluran berkarya yang murah namun terjamin kualitas tata panggungnya. Boleh Teater dikomersilkan, namun jangan sampai memicu stigma di masyarakat bahwa teater itu hiburan elit bagi para seniman belaka.

0 comments:

Post a Comment