Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor-faktor sistematis untuk merumuskan strategi sebuah organisasi baik perusahaan bisnis maupun organisasi sosial Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan Kekuatan (Strength) dan Peluang (Opputurnity). Namun juga dapat meminimalisir Kelemahan (Weakness) dan Ancaman (Threats).
Adapun contoh analisis SWOT adalah sebagai berikut, ini adalah bagaimana implementasinya bila diaplikasikan pada usaha pembangunan Geudng Teater di kota Purwokerto.
S (Strength): Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
Di Indonesia jumlah Teater sebagai gedung pertunjukan belum banyak. Apalagi di kota Purwokerto sama sekali tidak ada, bahkan gedung pertujukan film atau bioskop jumlahnya hanya satu, yakni Rajawali Cineplex.
Padahal menurut saya minat masyarakat Purwokerto terhadap seni pertunjukan atau budaya tontonan cukup tinggi. Misalnya terhadap pagelaran wayang atau ketoprak. Selain itu, jumlah kelompok seniman pertunjukan di Kabupaten Banyumas juga sepertinya banyak.
Kelompok teatrikal di area kampus sudah pasti banyak , masing-masing fakultas memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa Teater. Namun yang menjadi masalah adalah ketiadaan panggung atau kesulitan mencari gedung pertunjukan. Sehingga perform mereka sebatas di ruang-ruang seperti aula, lapangan, atau bahkan jalanan.
W (Weakness): Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
Kelemahan dari usaha pembangunan Teater ini saat ini adalah belum adanya biaya. Sulit untuk mulai mencari sumber pembiayaan. Pemerintah mungkin bisa membantu membiayai, tapi kurang bisa diharapkan. Sumber pembiayaan biasanya mandiri, swadaya gotong royong, dan mengumpulkannya tidaklah mudah, butuh strategi dan waktu yang lama.
O (Opputurnitiy): Situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
Peluang yang dapat membantu perkembangan Teater ini adalah dukungan dari civitas akademika di kota Purwokerto yang tergabung dalam Unit Kemahasiswaan Teater. Dan juga dukungan dari kelompok-kelompok teatrikal dan seniman pertunjukan lain di wilayah kabupaten Banyumas. Dan saya rasa, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas juga akan mendukung usaha membangun teater ini.
T (Threat): Situasi atau kondisi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
Ancaman dari dibangunnya Teater ini bisa berasal dari pihak pemerintah, bisa pula dari pihak masyarakat sebagai konsumen dari seni pertujukan. Dalam pengurusan ijin membangun bangunan atau usaha berbadan hukum biasanya oknum pemerintah memiliki andil dalam mempersulit misalnya dalam pungutan pajak yang tinggi.
Sedangkan ancaman dari masyarakat dapat terjadi karena sikap apatis mereka terhadap budaya pertunjukan, misalnya dengan alasan lebih baik menonton film di Rajawali Cineplex daripada harus datang ke teater untuk menyaksikan pementasan drama, walaupun sesungguhnya drama justru lebih nyata secara audio maupun visual karena real time.
Adapun contoh analisis SWOT adalah sebagai berikut, ini adalah bagaimana implementasinya bila diaplikasikan pada usaha pembangunan Geudng Teater di kota Purwokerto.
S (Strength): Situasi atau kondisi yang merupakan kekuatan dari organisasi atau program pada saat ini.
Di Indonesia jumlah Teater sebagai gedung pertunjukan belum banyak. Apalagi di kota Purwokerto sama sekali tidak ada, bahkan gedung pertujukan film atau bioskop jumlahnya hanya satu, yakni Rajawali Cineplex.
Padahal menurut saya minat masyarakat Purwokerto terhadap seni pertunjukan atau budaya tontonan cukup tinggi. Misalnya terhadap pagelaran wayang atau ketoprak. Selain itu, jumlah kelompok seniman pertunjukan di Kabupaten Banyumas juga sepertinya banyak.
Kelompok teatrikal di area kampus sudah pasti banyak , masing-masing fakultas memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa Teater. Namun yang menjadi masalah adalah ketiadaan panggung atau kesulitan mencari gedung pertunjukan. Sehingga perform mereka sebatas di ruang-ruang seperti aula, lapangan, atau bahkan jalanan.
W (Weakness): Situasi atau kondisi yang merupakan kelemahan dari organisasi atau program pada saat ini.
Kelemahan dari usaha pembangunan Teater ini saat ini adalah belum adanya biaya. Sulit untuk mulai mencari sumber pembiayaan. Pemerintah mungkin bisa membantu membiayai, tapi kurang bisa diharapkan. Sumber pembiayaan biasanya mandiri, swadaya gotong royong, dan mengumpulkannya tidaklah mudah, butuh strategi dan waktu yang lama.
O (Opputurnitiy): Situasi atau kondisi yang merupakan peluang di luar organisasi dan memberikan peluang berkembang bagi organisasi di masa depan.
Peluang yang dapat membantu perkembangan Teater ini adalah dukungan dari civitas akademika di kota Purwokerto yang tergabung dalam Unit Kemahasiswaan Teater. Dan juga dukungan dari kelompok-kelompok teatrikal dan seniman pertunjukan lain di wilayah kabupaten Banyumas. Dan saya rasa, Pemerintah Daerah Kabupaten Banyumas juga akan mendukung usaha membangun teater ini.
T (Threat): Situasi atau kondisi yang merupakan ancaman bagi organisasi yang datang dari luar organisasi dan dapat mengancam eksistensi organisasi di masa depan.
Ancaman dari dibangunnya Teater ini bisa berasal dari pihak pemerintah, bisa pula dari pihak masyarakat sebagai konsumen dari seni pertujukan. Dalam pengurusan ijin membangun bangunan atau usaha berbadan hukum biasanya oknum pemerintah memiliki andil dalam mempersulit misalnya dalam pungutan pajak yang tinggi.
Sedangkan ancaman dari masyarakat dapat terjadi karena sikap apatis mereka terhadap budaya pertunjukan, misalnya dengan alasan lebih baik menonton film di Rajawali Cineplex daripada harus datang ke teater untuk menyaksikan pementasan drama, walaupun sesungguhnya drama justru lebih nyata secara audio maupun visual karena real time.
0 comments:
Post a Comment