Kendati pemanfaatan tembakau untuk dikonsumsi manusia ditentang oleh banyak pihak. Ternyata pertanian tembakau masih jaya di Indonesia. Hal ini terlihat dari antusias petani untuk tetap menanam tembakau. Melalui artikel ini, kami akan menyajikan data tentang sebaran petani tembakau di Indonesia. Semoga data ini berguna sebagai bahan analisis tentang sebenarnya seberapa banyak petani tembakau di Indonesia dari tahun ke tahun.
Misalnya sejumlah petani di Kabupaten Lampung Barat memilih meninggalkan kebun-kebun kopi mereka yang telah digarap secara turun-menurun hanya untuk menggarap kebun tembakau. Mereka melakukan ini karena harga jual tembakau yang tinggi lebih menjanjikan untuk menghidupi keluarga. Kemudian, pada musim kemarau, sebagian petani di Garut juga memilih meninggalkan tanaman padi mereka untuk beralih menanam tembakau.
Lalu, petani cokelat di Kabupaten Karanggayam, Kebumen juga beralih pada tanaman tembakau karena bibit tembakau lebih murah dan tahan terhadap serangan hama wereng. Dengan beberapa peralihan tersebut, dapat diperkirakan bahwa jumlah petani dan produksi tembakau terus mengalami peningkatan, meski kampanye anti-tembakau terus bergaung. Peningkatannya tentu tidak stagnan, namun mengalami fluktuasi karena pengaruh perekonomian Indonesia, misalnya saat krisis moneter tahun 1997-1998. Pada tahun 1997 terdapat 893.620 petani, namun anjlok menjadi 400.215 pada tahun 1998 seperti yang tercantum dalam tabel 1.1 seperti ini:
Luas lahan pertanian tembakau di Indonesia tidaklah sama masing-masing daerah. Luasnya lahan produksi di suatu daerah juga tidak selalu mempengaruhi tingginya jumlah produksi. Seperti yang terjadi di Jawa Tengah. Luas lahan produksi tembakau di Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah 41.186 hekta are atau sekitar 20,8% (berada pada peringkat ke-2 setelah Jawa Timur) dari total luas lahan produksi di Indonesia.
Sedangkan total jumlah produksi tembakau di Jawa Tengah pada tahun 2007 yaitu 29.679 ton (berada pada peringkat 3 setelah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat). Padahal Nusa Tenggara Barat hanya memiliki luas lahan 15 % (berada pada peringkat ke-3) namun bisa mengalahkan Jawa Tengah dalam produksi tembakau, yaitu sebanyak 42.793 ton seperti yang terlihat dalam grafik Produksi Tembakau Tahun 2007 sebagai berikut:
Misalnya sejumlah petani di Kabupaten Lampung Barat memilih meninggalkan kebun-kebun kopi mereka yang telah digarap secara turun-menurun hanya untuk menggarap kebun tembakau. Mereka melakukan ini karena harga jual tembakau yang tinggi lebih menjanjikan untuk menghidupi keluarga. Kemudian, pada musim kemarau, sebagian petani di Garut juga memilih meninggalkan tanaman padi mereka untuk beralih menanam tembakau.
Lalu, petani cokelat di Kabupaten Karanggayam, Kebumen juga beralih pada tanaman tembakau karena bibit tembakau lebih murah dan tahan terhadap serangan hama wereng. Dengan beberapa peralihan tersebut, dapat diperkirakan bahwa jumlah petani dan produksi tembakau terus mengalami peningkatan, meski kampanye anti-tembakau terus bergaung. Peningkatannya tentu tidak stagnan, namun mengalami fluktuasi karena pengaruh perekonomian Indonesia, misalnya saat krisis moneter tahun 1997-1998. Pada tahun 1997 terdapat 893.620 petani, namun anjlok menjadi 400.215 pada tahun 1998 seperti yang tercantum dalam tabel 1.1 seperti ini:
Luas lahan pertanian tembakau di Indonesia tidaklah sama masing-masing daerah. Luasnya lahan produksi di suatu daerah juga tidak selalu mempengaruhi tingginya jumlah produksi. Seperti yang terjadi di Jawa Tengah. Luas lahan produksi tembakau di Jawa Tengah pada tahun 2007 adalah 41.186 hekta are atau sekitar 20,8% (berada pada peringkat ke-2 setelah Jawa Timur) dari total luas lahan produksi di Indonesia.
Sedangkan total jumlah produksi tembakau di Jawa Tengah pada tahun 2007 yaitu 29.679 ton (berada pada peringkat 3 setelah Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat). Padahal Nusa Tenggara Barat hanya memiliki luas lahan 15 % (berada pada peringkat ke-3) namun bisa mengalahkan Jawa Tengah dalam produksi tembakau, yaitu sebanyak 42.793 ton seperti yang terlihat dalam grafik Produksi Tembakau Tahun 2007 sebagai berikut:
0 comments:
Post a Comment