Dr Lo Siaw Ging yang sudah berusia 79 tahun ini terkenal tidak memasang tarif bagi pasien yang tidak mampu. Dr Lo memang sudah tidak lagi muda, bahkan berjalan pun harus menggunakan bantuan tongkat, namun semangatnya dalam membantu pasien membuat dirinya tetap datang ke Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo. Dia sebenarnya tidak mau perbuatan baiknya ini terlalu dibesar-besarkan di media.
"Tidak perlu dibesar-besarkanlah. Menjadi dokter itu memang harus menolong yang sakit dan miskin. Kalau mau kaya ya jangan jadi dokter, tapi jadi pedagang," kata dr Lo kepada Kompas.com.
Pesan dari ayahnya itu terus menjadi penyemangat bagi dr Lo untuk terus melayani pasiennya.
"Saya selalu ingat pesan ayah saya, kalau ingin kaya jangan jadi dokter, tapi jadilah pedagang. Saya pun memilih menjadi dokter karena itu cita-cita saya dari sejak kecil," kata dr Lo.
Dr Lo tidaklah seperti dokter pada umumnya yang suka memberikan tarif tinggi meskipun kepada pasien miskin. Dr Lo bahkan bersedia tidak dibayar. Dirinya melihat bahwa pasien miskin membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-harinya. Sehingga tidak mungkin bagi pasien miskin harus menanggung beban biaya berobat yang sangat mahal.
"Saya katakan tidak usah bayar, uangnya buat beli beras saja," begitu pengalamannya apabila bertemu dengan pasien miskin.
Dr Lo adalah alumni dari Universitas Airlangga tahun 1962. Dia juga sempat menempuh pendidikan di Manajemen Administrasi Rumah Sakit di Universitas Indonesia. Dalam hal karirnya, Dr Lo pernah menjabat sebagai Direktur Utama Rumah Sakit Kasih Ibu, Solo, pada periode 1981-2004.
Suami dari Maria Gan May Kwee tersebut meskipun telah pensiun dari posisinya sebagai direktur, dia tetap melayani pasien di rumah sakit yang sama. Dr Lo juga melayani pasien di tempat praktiknya sekaligus rumahnya di Jagalan, Jebres, Solo.
Dia berkata bahwa dirinya akan terus melayani pasien selama tubuhnya masih terus mampu bergerak.
Sangat disayangkan, generasi dokter saat ini hanya ingin uang saja. Mereka tidak berperilaku layaknya Dr Lo. Dokter-dokter sekarang hanya ingin cepat kaya. Dengan seenaknya mereka memasang tarif setinggi-tingginya yang bahkan membuat masyarakat miskin menderita. Bahkan dengan sombongnya ada yang berkata bahwa "kalau miskin, jangan sakit".
0 comments:
Post a Comment