Kasdiono, Anggota DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB), mengkhawatirkan kondisi para pencari kerja asal NTB yang 50-60 persennya merupakan lulusan Sekolah Dasar, dan bahkan ada juga yg tidak tamat SD. Hal tersebut menurutnya akan memberikan masalah pada NTB ketika menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Kasdiono menuturkan masalah tersebut seharusnya menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah provinsi dan juga seluruh pemegang kebijakan. Jika tidak diselesaikan akan berdampak serius terhadap nasib mereka. Akibatnya semakin banyak pengangguran yang tidak hanya berdampak negatif pada NTB saja, namun juga terhadap Indonesia.
Menurutnya Kasdiono, untuk mengatasi hal tersebut seharusnya dilakukan dengan pendidikan sehingga mereka dapat mendapatkan ijazah yang lebih tinggi lagi, bukan hanya sekedar lulusan SD saja. Tidak hanya dengan pendidikan, untuk mengatasinya juga dapat dilakukan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan tenaga kerja dan juga menjalankan kembali Balai Latihan Kerja (BLK).
Sebenarnya para lulusan SMK juga tidak aman, Kasdiono kaget ketika melihat yang menyumbang angka pengangguran terbanyak justru dari SMK. Padahal menurutnya para lulusan SMK seharusnya dapat diterima di sektor industri. Namun sepertinya masalah penyerapan tenaga kerjanya menjadi masalah yang sangat serius sehingga kurangnya lowongan pekerjaan yang tersedia.
Apabila kualitas pendidikan para calon tenaga kerja ini tidak segera ditingkatkan dalam menghadapi MEA, maka menurutnya dikhawatirkan akan meningkatkan tingkat kecemburuan sosial yang semakin tinggi karena yang memiliki pendidikan lebih rendah akan lebih sulit dalam mecari pekerjaan.
0 comments:
Post a Comment